Krisis Keuangan Global Menjadi Pintu Pembuka Bagi Donald Trump
Krisis Keuangan Global Menjadi Pintu Pembuka Bagi Donald Trump. Sepuluh tahun lalu pada pekan ini, tepatnya 15 September 2008, bank
investasi terbesar ke-4 di Amerika Serikat, Lehman Brothers Holdings
Inc. runtuh. Krisis ini disebabkan oleh penipuan dan penyalahgunaan oleh
beberapa lembaga keuangan besar selama bertahun-tahun.
Kebangkrutan Lehman Brothers telah mengubah lanskap keuangan global dan memicu krisis keuangan terburuk dalam kurun hampir satu abad.
Daniel Alpert, founding managing partner di bank investasi Amerika Serikat, Westwood Capital menulis, krisis keuangan 2008 telah membuat kemunduran ekonomi di Barat, yaitu Eropa dan AS. Dan berdampak pada hilangnya pekerjaan jutaan orang.
“Krisis keuangan 2008 telah menyebabkan fenomena yang sama sekali tidak terduga: penghematan fiskal di Amerika Serikat dan Eropa, kebangkitan populisme terutama kelompok sayap kanan dan menjadi pembuka bagi Donald Trump untuk menjadi presiden,” tuturnya.
Lehman Brothers, bank investasi yang berdiri sejak 1850 menjadi korban dari kredit macet pasar perumahan di Amerika. Kerugian Lehman bersumber dari jumlah subprime dan surat utang berisiko tinggi beragun aset yang terlalu banyak.
Sebagai informasi, krisis subprime ini bermula dari booming perumahan di AS pada medio tahun 2000-an, dimana kreditur menurunkan standar mereka dan menawarkan pinjaman rumah kepada peminjam dengan kredit buruk. Tahun 2007, bubble perumahan meledak dan ratusan ribu peminjam ini masuk ke dalam keadaan default, yang dikenal sebagai krisis subprime mortgage.
Mengutip dari beragam sumber, Pemerintah AS lantas memberikan dana talangan kepada dua perusahaan pembiayaan perumahan, yaitu Federal National Mortgage Association (FNMA), yang biasanya dikenal sebagai Fannie Mae dan Federal Home Loan Mortgage Corporation atau Freddie Mac sebesar USD100 miliar.
Selain itu, Pemerintah AS juga menolong perusahaan asuransi American International Group (AIG) sebesar USD85 miliar.
Krisis subprime mortgage pun berdampak pada bank-bank investasi termasuk pasar saham. Merrill Lynch lantas diakuisisi oleh Bank of America, sebesar 70% dari nilai pasarnya.
Daniel menulis bahwa gelembung besar dalam harga perumahan didorong oleh praktik pemberian pinjaman yang berlebihan dan kerapkali curang oleh lembaga keuangan besar. Juga penipuan yang terjadi di perusahaan asuransi dan sejenisnya ketika membeli sekuritas berbasis mortgage tersebut.
Krisis keuangan ini lantas berdampak ke sektor riil, dimana terjadi badai terhadap para tenaga kerja. Pendarahan ekonomi AS membuat pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam pun melambat. Di sisi lain, kesenjangan sosial antara kaya dan miskin meningkat.
Dan sepuluh hari setelah kebangkrutan Lehman, Menteri Keuangan AS saat itu, Henry Paulson memohon kepada Ketua DPR Nancy Pelosi untuk meluluskan Program Bantuan Aset Bermasalah sebesar USD700 miliar demi menyelamatkan sistem perbankan Amerika Serikat. Namun, beberapa bankir senior justru melakukan penyimpangan keuangan yang tidak ada habisnya.
50 hari setelah krisis keuangan 2008, Amerika memilih Barack Obama sebagai presiden. Digadang-gadang sebagai harapan baru, Obama justru tidak mampu membersihkan ekonomi Amerika. Ia malah sibuk dengan mencampuri urusan negara lain atas nama demokrasi dan mengabaikan kehancuran keuangan domestik.
Sebanyak 8,8 juta orang di AS kehilangan pekerjaan. Krisis keuangan pun berlarut-larut. 208 hari setelah kebangkrutan Lehman Brothers, warga Amerika sangat marah mendengar dana talangan dari pemerintah terhadap lembaga keuangan tidak jelas juntrungannya.
Mayoritas warga AS yang tidak puas mendorong untuk menerapkan kebijakan kelompok konservatif di seluruh negeri. Kelompok Tea Partiers yang marah terhadap Kongres lantas membentuk beragam kelompok populisme sayap kanan. Juni 2015, Donald Trump mendapat tawaran dari banyak pemilih sayap kanan untuk maju sebagai presiden menyelamatkan ekonomi Amerika.
Kebangkrutan Lehman Brothers telah mengubah lanskap keuangan global dan memicu krisis keuangan terburuk dalam kurun hampir satu abad.
Daniel Alpert, founding managing partner di bank investasi Amerika Serikat, Westwood Capital menulis, krisis keuangan 2008 telah membuat kemunduran ekonomi di Barat, yaitu Eropa dan AS. Dan berdampak pada hilangnya pekerjaan jutaan orang.
“Krisis keuangan 2008 telah menyebabkan fenomena yang sama sekali tidak terduga: penghematan fiskal di Amerika Serikat dan Eropa, kebangkitan populisme terutama kelompok sayap kanan dan menjadi pembuka bagi Donald Trump untuk menjadi presiden,” tuturnya.
Lehman Brothers, bank investasi yang berdiri sejak 1850 menjadi korban dari kredit macet pasar perumahan di Amerika. Kerugian Lehman bersumber dari jumlah subprime dan surat utang berisiko tinggi beragun aset yang terlalu banyak.
Sebagai informasi, krisis subprime ini bermula dari booming perumahan di AS pada medio tahun 2000-an, dimana kreditur menurunkan standar mereka dan menawarkan pinjaman rumah kepada peminjam dengan kredit buruk. Tahun 2007, bubble perumahan meledak dan ratusan ribu peminjam ini masuk ke dalam keadaan default, yang dikenal sebagai krisis subprime mortgage.
Mengutip dari beragam sumber, Pemerintah AS lantas memberikan dana talangan kepada dua perusahaan pembiayaan perumahan, yaitu Federal National Mortgage Association (FNMA), yang biasanya dikenal sebagai Fannie Mae dan Federal Home Loan Mortgage Corporation atau Freddie Mac sebesar USD100 miliar.
Selain itu, Pemerintah AS juga menolong perusahaan asuransi American International Group (AIG) sebesar USD85 miliar.
Krisis subprime mortgage pun berdampak pada bank-bank investasi termasuk pasar saham. Merrill Lynch lantas diakuisisi oleh Bank of America, sebesar 70% dari nilai pasarnya.
Daniel menulis bahwa gelembung besar dalam harga perumahan didorong oleh praktik pemberian pinjaman yang berlebihan dan kerapkali curang oleh lembaga keuangan besar. Juga penipuan yang terjadi di perusahaan asuransi dan sejenisnya ketika membeli sekuritas berbasis mortgage tersebut.
Krisis keuangan ini lantas berdampak ke sektor riil, dimana terjadi badai terhadap para tenaga kerja. Pendarahan ekonomi AS membuat pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam pun melambat. Di sisi lain, kesenjangan sosial antara kaya dan miskin meningkat.
Dan sepuluh hari setelah kebangkrutan Lehman, Menteri Keuangan AS saat itu, Henry Paulson memohon kepada Ketua DPR Nancy Pelosi untuk meluluskan Program Bantuan Aset Bermasalah sebesar USD700 miliar demi menyelamatkan sistem perbankan Amerika Serikat. Namun, beberapa bankir senior justru melakukan penyimpangan keuangan yang tidak ada habisnya.
50 hari setelah krisis keuangan 2008, Amerika memilih Barack Obama sebagai presiden. Digadang-gadang sebagai harapan baru, Obama justru tidak mampu membersihkan ekonomi Amerika. Ia malah sibuk dengan mencampuri urusan negara lain atas nama demokrasi dan mengabaikan kehancuran keuangan domestik.
Sebanyak 8,8 juta orang di AS kehilangan pekerjaan. Krisis keuangan pun berlarut-larut. 208 hari setelah kebangkrutan Lehman Brothers, warga Amerika sangat marah mendengar dana talangan dari pemerintah terhadap lembaga keuangan tidak jelas juntrungannya.
Mayoritas warga AS yang tidak puas mendorong untuk menerapkan kebijakan kelompok konservatif di seluruh negeri. Kelompok Tea Partiers yang marah terhadap Kongres lantas membentuk beragam kelompok populisme sayap kanan. Juni 2015, Donald Trump mendapat tawaran dari banyak pemilih sayap kanan untuk maju sebagai presiden menyelamatkan ekonomi Amerika.
Comments
Post a Comment